“Bagai duri dalam daging”.
Pepatah itu mungkin sering kita dengar. Entah itu dari pelajaran SD, SMP, SMA, buku, atau bahkan dari internet. Tapi kadang, kita kerap kurang memberi atensi, tidak peduli, atau bahkan meremehkan pepatah tersebut.
Saat libur lebaran 2011 ini aku kena batunya karena meremehkan pepatah “bagai duri dalam daging”. Ceritanya, aku baru saja diberikan 12 buah Durian Jantuang oleh iparku di kampung. Duriannya manis sekali. Bijinya kecil, dagingnya banyak. Ndak ada durian di Jakarta yang bisa ngalahin kehebatan Durian Jantuang itu. Nama jantung diberikan karena bentuknya percis seperti jantung manusia.
Durian adalah nama tumbuhan tropis yang berasal dari Asia Tenggara, sekaligus nama buahnya yang bisa dimakan. Nama ini diambil dari ciri khas kulit buahnya yang keras dan berlekuk-lekuk tajam sehingga menyerupai duri. Sebutan populernya adalah “raja dari segala buah” (King of Fruit), dan durian adalah buah yang kontroversial. Meskipun banyak yang menyukainya, sebagian yang lain muak dengan aromanya.
Sesungguhnya, tumbuhan dengan nama durian bukanlah spesies tunggal tetapi sekelompok tumbuhan dari marga Durio. Namun demikian, yang dimaksud dengan durian (tanpa imbuhan apa-apa) biasanya adalah Durio zibethinus. Jenis-jenis durian lain yang dapat dimakan dan kadangkala ditemukan di pasar tempatan di Asia Tenggara di antaranya adalah lai (D. kutejensis), kerantungan (D. oxleyanus), durian kura-kura atau kekura (D. graveolens), serta lahung (D. dulcis).
Kembali ke laptop… Continue reading