Archive for February, 2012

Menjemput Jodoh Part 6

Bersih-bersih Kontrakan

Pagi harinya aku agak pusing juga. Setelah bangun subuh, lalu shalat, aku bergegas pergi dari rumah kontrakan mbak Sari. Bingung entah kemana akan pergi. Mbak Sari pun aku sms, untuk rencana recovery  rumah kontrakan yang ambruk. Jawaban mbak Sari cukup mengagetkan. Ia ternyata masuk kerja pagi ini. Ia tak punya tukang untuk membenarkan rumah yang rusak. Malahan, aku dimintanya untuk mencari tukang. Sungguh, panas hatiku menerima jawabannya. Rasanya ia tak bertanggung jawab. Aku kan korban, kok malah disuruh mencari tukang untuk membenarkan rumah?

Aku sarapan dulu di warung. Makan indomie rebus seadanya. Belum mandi, belum sikat gigi, belum berbenah. Aku ingat, di rumah Bu Bisono ada ayah temanku-Dhuha—yang ahli pertukangan. Barangkali ia bisa membenarkan rumah yang plafondnya hancur. Ia kan punya rekanan juga yang bisa diajak membantu.

Akhirnya aku datangi rumah kos lama, rumah Bu Bisono. Aku ingin bertemu ayahnya Dhuha minta bantuan supervisi pertukangan. Minimal, ia bisa menaksir, berapa ongkos perbaikan rumah kontrakanku yang ancur lebur. Begitu masuk ke pagar lalu mengetok pintu, ternyata Bu Bisono sedang ada di luar rumah. Walhasil, aku berbasa-basi menyapa ibu Bisono. Aku bilang mau ketemu ayahnya Dhuha. Bu Bisono bertanya, ada apakah gerangan. Lalu tak sengaja, aku ceritakan niatanku untuk meminta bantuan supervisi pertukangan untuk rumahku yang kena musibah. Bu Bisono mengambil langkah cepat. Ia memanggil ayahnya Dhuha. Lalu memintanya untuk segera ke rumahku, minimal mengecek dan mengestimasi berapa lama dan berapa biaya perbaikannya. Padahal ayahnya Dhuha sedang memperbaiki aliran air yang macet di rumah Bu Bisono. Bu Bisono mengikhlaskannya.

Ayah Dhuha mengecek kerusakan rumahku. Ternyata menurutnya, tukang yang memborong rumahku ngibulin pemilik rumah. Kerangka atas rumah sangat ringkih. Saat plafonnya jatuh semua, besi rangkanya malah bengkok dan patah. Mengenaskan.

Hasil pemeriksaan Ayahnya Dhuha menyimpulkan bahwa kondisi kerusakan sangat parah. Perlu waktu cukup lama untuk mengganti semua rangka dan plafond. Tidak bisa hanya satu orang. Harus beberapa. Ayahnya Dhuha kemudian melaporkannya ke Bu Bisono perihal rumahku itu. Setelah itu, ternyata secara mengejutkan, Bu Bisono mengajakku tinggal di rumahnya. Kebetulan ada kamar kos yang kosong. Ia langsung memberi kunci kamar dan pagar. “Sudah, tinggal di sini saja dulu sementara. Silahkan pakai kamarnya,” ujar Bu Bisono. Wah, alhamdulillah. Aku sangat bersyukur. Seumur hidup, rasanya, aku sering bertemu orang-orang super baik seperti bu Bisono. Apalagi saat-saat genting. Dulu di Depok, aku dekat dengan Mpok Ani penjual nasi uduk yang sangat akrab. Sekarang, Bu Bisono juga demikian. Baiknya sudah seperti ibu sendiri. Allah mendatangkan pertolongannya tepat di saat hambaNya membutuhkan. Terima kasih Allah.

Aku segera naik ke kamar yang kosong itu. Ketika ke toilet, aku ketemu mas Zul. Tetangga kosku sebelumnya. Ia menyapaku. Aku bilang sudah pindah, namun lagi ada musibah. Ia pun menawarkan agar aku istirahat di kamarnya saja. Mungkin ia kasihan juga melihat tampangku yang kusut. Kebetulan aku bawa laptop dan peralatan elektronik lainnya yang basah. Aku pun menerima tawarannya. Di kamarnya ada tv, kulkas, dan lengkap. “Mas, silahkan dipakai. Ada makanan juga di kulkas.” Wah, dapat kebaikan lagi dari orang lain lagi. Alhamdulillah. Barang-barang elektronik  segera aku jemur di kamar mas Zul. Kamarnya terkena sinar matahari pagi. Ia tak ragu memberi kunci kamar cadangan kepadaku. Ia pun lalu berangkat kerja.

Aku tinggalkan semua barang di kamar mas Zul. Lalu aku mulai bergegas ke kontrakan yang hancur lebur. Kali ini tujuannya untuk membersihkan puing-puing yang tersisa, lalu mengepel rumah tersebut.

Pertama kali masuk rumah kontrakan sangat shock. Ternyata, di saat terang, kondisi rumah terlihat lebih parah. Tetanggaku yang rumahnya juga rusak, kebetulan dihuni banyak orang. Sekitar 5 orang. Jadi mereka gotong-royong membersihkan rumah mereka dari puing-puing. Sementara aku sendiri, dengan kerusakan yang nyaris hampir sama, hanya membersihkannya sendiri. Seharusnya ini tanggung jawab mbak Sari selaku pemilik rumah.

Pertama Kali Buka Pintu Pagi Hari

Continue reading

Menjemput Jodoh Part 5

Mencari Rumah Kontrakan

Idul Adha 2011 adalah momen spesial bagiku. Aku kedatangan tamu istimewa. Andin datang ke Jakarta untuk kedua kalinya. Kali ini target kami adalah diskusi pematangan urusan pernikahan, lalu mencari rumah kontrakan untuk kami tempati pasca menikah nanti. Aku ingin ketika sudah menikah, kami tinggal di rumah kontrakan. Kenapa rumah kontrakan? Kenapa tidak rumah permanen saja dicicil? Ada beberapa pertimbangan yang membuat kami memutuskan tinggal di rumah kontrakan terlebih dahulu. Nanti aku jelaskan.

Kami berkeliling di sekitar Kebon Jeruk. Mencari rumah kontrakan yang paling enak dan pas untuk ditempati. Sebelum mencari rumah kontrakan, kami searching internet, apa saja syarat dan faktor-faktor yang harus diperhatikan sebelum memilih rumah. Kami sudah pelajari dengan cermat. Paling tidak poin pentingnya adalah bagaimana kondisi kualitas air, kualitas rumah (cat, dinding, lantai, toilet, dll), jarak dengan kantor, kemudahan akses, jalur angkutan umum yang melewatinya, harga, dan termasuk tetangga. Continue reading

Menjemput Jodoh Part 4

Kencan di Bandung

Selepas “meminta” Andin kepada orangtuanya, aku bersiap mempertemukan Andin dengan orangtuaku. Maka, dipilihlah tempatnya di Bandung sebagai tempat netral. Netral dalam arti, tak terlalu jauh dari Jakarta, dan tak jauh juga dari Surabaya.

Papa Mamaku bisa naik pesawat gratis dari perusahaan tempat papa kerja. Jadi, pertemuan ini rasanya akan sangat mudah diatur dan tempatnya mudah dijangkau. Tempat sudah ditetapkan, di Bandung. Tinggal menunggu waktunya kapan. Sedang dicari.

Orangtua manapun pasti ingin melihat dan menyeleksi terlebih dahulu calon menantunya. Tak mungkin mereka tidak penasaran dengan calon menantunya. Terlebih di kasusku mencari jodoh, aku yang “menembak” ke orangtua calon istriku, baru aku bilang ke orangtuaku, dan mereka ya terkaget-kaget dengan keberanianku dalam bertindak cepat. Continue reading

Buktikan Kesarjanaanmu! Part 2

Hari ini, Minggu, 5 Februari 2012,  aku dan istriku ada waktu luang saat weekend. Ada tiga tempat yang ingin disasar. Rumah sepupu Andin, Andi—adek asuhku—dan Mpok Ani selaku penjual nasi uduk langganan di Depok.

Namun, target utama yang aku ingin lakukan adalah mengunjungi Andi. Sejak kedatanganku ke rumah Andi pertama kali, memang sudah diniatkan akan membantunya hingga ia bisa keluar dari ketidakberdayaan secara ekonomi. Aku ingin “membedah” keluarganya. Tidak dari sisi keuangannya, tapi dari sisi pendidikan anaknya. Aku ingin “bedah” software keluarganya. Apa yang ada di isi kepala mereka. Satu persatu aku coba pahami. Intinya, aku belajar memahami bagaimana tindakan-tindakan dari keluarga yang kurang mampu ketika berhadapan pada masalah hidup. Aku ingin sekali menyelaminya. That’s a part of my passion.

Review Keluarga Andi

Mari sedikit review keluarga Andi. Andi dan keluarganya dikenalkan kepadaku oleh Mpok Ani. Ayahnya asisten tukang (kuli bangunan) yang pernah ngecat rumah Mpok Ani saat ia mau mantenan. Dari sana, aku mengunjungi rumah Andi. Ada banyak kepiluan di rumah Andi. Tapi, setelah beberapa kali datang, rumah pinjaman yang ia tempati mulai dibenahi. Isi rumah mulai ditata rapi. Sebelumnya, rumahnya berantakan sangat. Tumpukan pakaian habis dicuci, dibiarkan menggunung. Ayah Andi tiap hari masih mengkonsumsi puyer 16 Bintang Toejoe sebanyak 10-12 pcs per hari, guna menghilangkan rasa sakit di bagian kepala. Bayangkan sendiri betapa bahayanya itu. Ibu Andi kerja apapun. Mulai dari jual keliling alat rumah tangga, sampai jadi makelar tanah. Apapun ia jabanin demi dapur tetap ngebul. Cerita selengkapnya, cek di sini: Buktikan Kesarjanaanmu! Continue reading

PaHe (Paket Hemat) Bandara Soekarno-Hatta

Beginilah konsekuensi jika istri sedang menempuh studi S2 di Surabaya. Kami harus berpisah untuk beberapa hari. Ia hilir mudik Surabaya-Jakarta. Untungnya aku baru ditinggal sekali saja sejak kami menikah. Namun, sepertinya karena kami pasangan yang campur-campur (Minangkabau – Tegal – Mojokerto), maka Bandara Soekarno-Hatta bakal sering kami sambangi.

Bolak-balik bandara tentu menguras kocek juga. Nah, biar hemat, aku menyarankan Anda yang biasa ke Bandara untuk mengambil jasa angkutan umum Damri. Naik Damri memang asyik, murah meriah dan nyaman. Aku pernah naik taksi dari bandara. Pengalaman buruk sekali. Supir taksinya untung-untungan. Kalau lagi buntung, kita bisa dapat supir taksi yang nakal. Ada yang minta uang tambahanlah, emosi ga stabil, dan lain sebagainya. Belum lagi ketika baru landing, kita biasanya ditarik-tarik untuk diperebutkan naik taksi. Sunguh tidak nyaman.

Nah, kalau naik Damri, lebih enak. Selain membantu program pemerintah dalam mengurangi kemacetan ibukota, Damri haltenya jelas, luas, ada tempat duduk dan ber-AC. Ketika bus yang kita nantikan jurusannya terparkir di depan halte, petugas Damri akan memanggil calon penumpangnya. ”Jurusan Blok M, silahkan naik,” begitu kira-kira himbauan petugas Damri.

Murmer (Murah Meriah)

Continue reading

childhoodoptimizer

"Optimalkan masa kecil anak, agar hidupnya selamat, kelak!"

One's Blog

Ucapan berhamburan - Tulisan akan bertahan

Ollie dan Dunianya

"I read, I travel, and I become"

penjelajahmimpi

Terus menjelajahi mimpi, karena semua berawal dari sini

Chae's Blog

Life begins at the end of your comfort zone

Muhammad Jhovy Rahadyan

Be The Best Of Ourself

Ardisaz

Game Development and Game Industry news in Indonesia

Kiki Barkiah

Ummi diary

Fitri Ariyanti's Blog

Mengolah Rasa, Menebar Makna

DIENG PLATEAU

PARADISE OF CENTRAL JAVA

Febri Photography

Kadang keindahan diawali oleh kegilaan

dinysullivan92

This Is My Life

Tentang Hidup

Hidup sekali, Hiduplah yang berarti..

Seorang Pemuda Pendamba Ridho Ilahi

Pecinta Dzikir dalam Alunan Fikir

Seni Hidup

=Ketidaksempurnaan Itu Cantik=

Story of Jingga

Biarlah tertulis apa adanya

literasi . seni . lestari

untaian patahan kata bertaut menjadi narasi beresensi

direizz

Just another WordPress.com site

Komunitas Ngejah

Desa Sukawangi - Kec Singajaya - Kab Garut

sihaik

This WordPress.com site is the bee's knees

Azinuddinikrh's Blog

barangkali kau benar, hanya malaikat dan gemericik air lah yang dapat membawaku pergi berlalu

rumah matahari

"sebab tiap kata adalah rumah doa, maka semoga hanya ruh kebaikan yang menjadi penghuninya."

Ayunda Damai

- a bibliophile & learner

Kicau Kaki

Melangkah, memotret, menulis

serbaserbitoyota

information & news

Scientia Afifah

bacalah, dan bertumbuhlah!

Yanto Musthofa

Pengabdian pada bangsa, dedikasi pada profesi, dan segala pikiran serta pengalaman kehidupan adalah harta pusaka yang hilang bila tidak diabadikan. Jangan sia-siakan. Lestarikan dan wariskan dalam buku!

nimadesriandani

Balanced life, a journey for happiness site

Rindrianie's Blog

Just being me

rizasaputra

tempat kuring ngacapruk

Moh Darodjat

Muhammadiyah Gerakanku

Ruli Blogger

Wordpress.com

Faiz' Journey

Mushonnifun Faiz Sugihartanto's Journey

JaTiara

Menulis itu soal rasa bukan hanya tentang tata bahasa

Imaji Tiada Batas!

Hidup sederhana, berkarya luar biasa.

Ridwanologi

Ruang Pandang Ridwan Aji Budi Prasetyo

unspoken mind

if you can't tell, just write

Arip Yeuh!

Harimau berburu, burung terbang, dan protagonis kita ini terus menggerutu

jemari anneo

"LEPASKAN YANG RAGU, GENGGAM YANG PASTI".

RGS no tsubuyaki

dengan semangat Bangun Indonesia!

just a treasure

jika kau bertanya apa hartaku yang paling 'berharga', maka kau sudah menemukannya. :)

Penyukajalanjalan

Jelajahi dunia selagi bisa

Mirna's Blog

My Life, My Story