Archive for the ‘Religi’ Category

Umroh Dari Warung Padang Part 5 (Madinah I’m in Love)

Rombongan Umroh Cahaya Gelap Tour & Travel sampai di Madinah pukul setengah 12 siang. Saat itu, bus kami kesulitan mencari tempat parkir untuk ke hotel karena banyak jalan diblokir. Di kiri-kanan jalan juga terlihat sedang banyak pembangunan gedung-gedung tinggi di kota itu. Kabarnya sih itu semua pembangunan hotel baru. Hampir 30 menit bus kami berputar sebelum akhirnya menemukan tempat parkir yang pas. Aku gemas dibuatnya.

Ternyata saat kami datang, waktu sudah menunjukkan jam shalat Zuhur. Tak ada aktivitas selain lautan manusia berbondong jalan menuju masjid Nabawi. Termasuk dari pihak hotel kami, Ar-Raudhah. Dan saat bus selesai berputar-putar cari parkir, ramai pula orang berbondong-bondong keluar dari masjid Nabawi. Saat itu, aku belum kepikiran, akan seperti apa penampakan masjid Nabawi. Rasa penasaranku begitu menggelora dan tersimpan rapi dalam hati.

Di Depan Hotel bin Losmen Ar-Raudhoh

Alhamdulillah hotel kami Ar Raudhah, terletak tak jauh dari Masjid Nabawi. Hanya sekitar 200-an meter. Namun, begitu turun dari bus, dan sudah masuk ke lobi hotel, ternyata ada masalah yang sangat tidak disangka-sangka. Continue reading

Umroh Dari Warung Padang Part 4 (Akhirnya Berangkat Juga)

Setelah menjalani penantian panjang, akhirnya doaku terjawab. Aku dan rombongan umrohku yang berjumlah 25 orang berangkat tgl 29 Maret 2011. Kami berangkat dengan maskapai Royal Brunei. Namun, kami harus transit terlebih dahulu ke Brunei. Lumayanlah, jalan-jalan dulu ke negeri orang. Yang penting bagiku adalah berangkat umroh. Mau cara transit, langsung, tak masalah. Aku searching di internet, ternyata Royal Brunei kelasnya masih di bawah maskapai Ettihad dan Emirates dalam hal pelayanan. Tak apalah. Mudah-mudahan sekarang sudah berubah. Aku berdoa saja.

Aku datang tepat jam 13.00 dan menunggu di bandara agak lama, 2 jam sebelum boarding. Saat pertama kali turun taksi, aku lihat orang berseragam batik yang coraknya sama. Aku tersenyum pada si bapak yang “ahli rokok” bas-bis-bus itu. Ia membalas senyumku. Kelak ia jadi “gila rokok” di tanah suci.

Sebelum terbang, aku beli voucher Simpati di ATM BCA Rp 100.000,00. Gunanya buat jaga-jaga saja. Setelah sejam menunggu, akhirnya passport kami dibagikan oleh pihak travel, lengkap. Kali ini tak perlu bayar fiskal karena sudah tidak berlaku lagi. Sudah ada NPWP. Lumayan hemat Rp 2,5 juta. Continue reading

Umroh Dari Warung Padang Part 3 (Godaan & Cobaan)

Semua niat baik, pasti dimudahkan oleh Allah jalannya. Namun, tak jarang ada juga tantangan untuk menguji seberapa besar kesungguhan kita menjalankan niat baik kita itu. Selalu ada kerikil, kecil maupun besar. Ada saja godaan dan cobaan jelang niat baik itu terlaksana. Untuk kasus berangkat umrohku, juga ada godaan dan cobaan.

 

Godaan Sebelum Umroh

 

Mari bahas satu per satu. Pertama adalah godaan untuk belanja perkakas umroh/ haji. Ini termasuk godaan. Godaan antara memborong banyak barang khas umroh/ haji, atau hanya membeli sesuai kebutuhan saja.

Kita bicara tentang konsep basic dari ekonomi, yaitu “Kebutuhan” vs “Keinginan”. “Kebutuhan” adalah sesuatu yang harus dimiliki. Sesuatu yang tak bisa hidup tanpanya. Harus ada. Misalnya makanan. Orang butuh makan untuk survive dalam hidup. Sedangkan “Keinginan” adalah sesuatu yang tidak harus selalu ada, namun jika ada ya akan sangat bagus dan menyenangkan. Misalnya “keinginan” untuk mendengarkan musik. Memang ini bisa debateable. Ada yang bilang musik adalah “kebutuhan”. Tapi, jika tanpa musik, manusia tetap masih bisa hidup.

Need vs Want, pilih memuaskan yang mana?

Continue reading

Umroh Dari Warung Padang Part 2 (Rencana & Persiapan)

Hasil cakap-cakap dengan Kuswantoro lewat facebook membuat hati bertanya pada diri sendiri. Kenapa aku tak coba umroh backpacker? Bukankah aku bisa menginap di asrama Kuswantoro yang sedang kuliah di Jeddah? Waktu itu aku pikir Jeddah-Mekkah dekat sekali. Jadi jika ada bus, tentu bisa pakai bus saja bolak-balik. Kalau tak sempat, aku bisa menginap di Masjidil Haram. Umroh backpacker cukup seksi, menarik, membangkitkan gelora terpendam dalam hati, gejolak jiwa muda yang selalu ingin berpetualang. “Oke deh. Aku harus coba!” begitu tekad dipekikkan dalam hati.

Aku mencari informasi lengkap tentang umroh backpacker. Mulai dari searching artikel di internet, beli buku lewat online, sampai hunting buku murah di Blok M Square, semua dijalani. Tujuannya hanya satu, ingin paham ilmu umroh dan haji secara menyeluruh. Niat dasarnya adalah ingin belajar lagi. Ada beberapa buku acuan yang dibaca. Diantaranya, Umroh Backpacker 1 & 2 oleh Aguk Irawan, Orang Batak Naik Haji oleh Baharuddin Aritonang, dan Makna Haji karangan Ali Syariati. Menariknya, saat proses mencari buku di Blok M Square, aku bertemu bapak-bapak berumur 50-an tahun. Namanya Mongisidi. Ia mantan anggota DPRD di suatu daerah di pulau Kalimantan. Saat ini ia jualan buku Islam di Blok M Square lantai dasar. Ia punya pertanyaan menarik padaku.

“Mengapa cari buku umroh/haji?” tanyanya.

“Saya ingin berangkat umroh, Insya Allah pak!” jawabku mantap. Padahal waktu itu, aku belum tahu pasti, kapan berangkatnya karena belum siap secara finansial. Hanya keyakinan dalam hati yang terpendam yang membuat mulut keceplosan bicara.

“Mengapa berangkat umroh/haji? Mendingan uangnya buat panti asuhan, buat wakaf. Pahalanya lebih besar,” ujarnya membuka perdebatan.

“Memang sih pak, pahala wakaf bisa kekal abadi. Tapi umroh itu, ibadah pribadi yang mengasah kesalehan pribadi kita,” jawabku singkat.

Persiapan Ambil Miqat

Continue reading

Umroh Dari Warung Padang Part 1

“Kalau sudah ada niat umroh atau haji, jangan bilang ga ada uang. Jaga niat itu. Nanti Allah yang ngatur uangnya datang dari mana.”

Muka Letih Muka Pasrah Tapi Bahagia Menatap Kabah

Nasehat itu keluar dari mulut seorang ibu pemilik warung Padang di dekat kos-ku di penghujung tahun 2010 lalu. Ibu itu sedang bercakap-cakap dengan pemuda berumur 30 tahunan yang sedang curhat tentang keinginannya untuk umroh dan haji. Namun, si pemuda yang sudah menikah dan punya 1 anak itu, punya kendala finansial. Ia hanya karyawan biasa di pabrik dengan gaji kecil. Ia sempat menyebutkan nominalnya. Karena posisi dudukku menghadap tv sambil baca koran, dan percakapan antara ibu dan pemuda tadi ada di depanku, maka tak sengaja mendengar isi percakapannya. Akhirnya si ibu mengajarkan bagaimana tips mengelola cash flow keuangan keluarga, tentunya dengan hitungan Padang yang konon terkenal jeli-teliti. “Berapa gaji kamu?…pengeluaran buat apa aja…..ini bisa dihemat…itu bisa disimpan…bla bla bla…,” bimbing si ibu warung Padang.

Continue reading

Adzan

Adzan

“Pak, boleh izin mau adzan?” ujarku pada seorang tua, yang aku amati sejak lama sebagai pentolan Mushola dekat rumah.

“Boleh aja adzan, asalkan bagus. Kalau ga bagus, jangan. Warga pada marah ntar,”ujar pentolan Mushola itu sambil membuang muka. Ia tak yakin denganku. Kujawab, “Insya Allah bagus pak”. Jadilah aku adzan pagi itu.

Sontak aku agak ciut juga ditantang seperti itu. Berarti aku harus memberi bukti bahwa adzanku bukan ecek-ecek. Setelah ia memberi kode bahwa waktu masuk, aku segera berdiri mendekati mic mushola. Ada bapak-bapak tua yang juga ingin azan, langsung aku tembak, “Pak saya boleh adzan ya?”

“Oooh, silahkan,” katanya.

Pagi itu, Rabu, 03 Agustus 2011, aku tetap nervous saat adzan, seperti biasa. Bagiku, adzan punya sensasi tersendiri di dalam diri. Kaki dan lutut gemetar, suasana seperti “gempa” alias goyang, meski hanya 0,0000000000001 Skala Richter. Ditambah lagi ada “ancaman” dari bapak tua tokoh masyarakat setempat bahwa yang adzan di mushola harus bagus. Jika tak bagus, warga marah. (What? Kenapa warga marah? Emang warganya rajin sholat? Lha wong musholanya juga sering “libur”? Kenapa marah jika adzan tak bagus? Sungguh aneh sih menurutku.)

Aku berusaha mengeluarkan adzan terbaikku. Mumpung masih subuh, suara masih fit, aku coba sekalian merekamnya pakai hp android. Saat adzan, adrenalin bekerja lebih cepat. Memori indah saat kecil dulu sayup-sayup teringat kembali.

Adzan secara tidak langsung melatih mental berani tampil di depan publik

Continue reading

Paket Sembako Gratis

Lagi enak-enak nonton pertandingan Barcelona vs Manchester United di RCTI Oke jam 05.30 pagi, tiba-tiba pintu kamar diketok, “Tok-tok-tok..”

Aku pun membuka pintu kamar kos. Rahmat, tetangga kosku, memberikan sebuah tiket bertuliskan “Humaira”. Aku yakin itu label pakaian muslim dari aura-auranya karena ada label bertulis “collection“-nya kalau tidak salah lihat. Sayang aku lupa memotretnya.

“Mas, ada pembagian sembako di sebelah, ini tiketnya,” kata Rahmat. “Hah? Rasanya saya tak butuh tiket beginian?” begitu pikirku dalam hati. “Tiketnya buat kamu aja Mat,” balasku. “Oh, ndak bisa diwakilkan, harus ngambil langsung,” katanya lagi.

Bagi-bagi sembako di pagi hari? Emang ini musim kampanye ya? Aneh aja. Apa karena menyambut Ramadhan? Iya, mungkin menyambut Ramadhan. Aku terus berpikir, apakah akan mengambil jatah sembako itu atau tidak. Aku tak tahu, apa pertimbangan sehingga aku dapat jatah tiket sembako gratis itu. Jika mengacu pada keterangan tempat yang disebut Rahmat “di sebelah”, berarti mengacu pada tetanggaku yang berumah mewah. Ayah Rahmat bekerja sebagai kepala keamanan di rumah tersebut.

“Ambil ga ya? Aku kan ga berhak?” Setelah aku pertimbangkan, akhirnya aku memutuskan turut serta mengambil jatah sembako. Pertimbangan pertama adalah, selesai mengambil, seluruh jatahku aku kasih ke Rahmat. Karena tidak bisa diwakilkan, sayang aja tiketnya hangus. Mending buat si Rahmat dan keluarganya. Pertimbangan kedua, aku penasaran sekali, pengen tau bagaimana rasanya jadi orang penerima bantuan sembako. Rasanya belum pernah seumur hidup. Aku sedang membayangkan, ikut antrian. Seperti apa sensasinya? Cukup bikin penasaran. Tak apalah, coba. Minimal, kacamata sosiologiku bisa diasah pagi ini. Sejak ngeblog, aku selalu punya fantasi tertentu tentang banyak hal. Mulai dari pengen tahu bagaimana rasanya jadi pengamen jalanan, sampai ke pengemis. Rasanya pengen bedah apa yang ada di pikiran mereka. Nah, kali ini aku dapat kesempatan berperan sebagai penerima bantuan. Ketiga, aku juga pengen kenal dengan tetangga sebelah yang berumah mewah dan katanya pengusaha tajir. Ia belum terlalu lama menempati rumah baru tersebut. Rumahnya megah, meski kata Toha–tetangga kosku yang juga arsitek–pembangunan rumah mewah di sebelah kos terkesan terburu-buru, tidak rapi, asal jadi, dan seperti sedang ngejar setoran. Aku dan penghuni kos sempat complain terhadap pembangunan rumah itu yang siang-malam bising sekali. Siapakah big bos di balik rumah mewah itu? Rumah yang pagarnya tinggi dan ada satpam penjaga segala? Aku penasaran. Continue reading

childhoodoptimizer

"Optimalkan masa kecil anak, agar hidupnya selamat, kelak!"

One's Blog

Ucapan berhamburan - Tulisan akan bertahan

Ollie dan Dunianya

"I read, I travel, and I become"

penjelajahmimpi

Terus menjelajahi mimpi, karena semua berawal dari sini

Chae's Blog

Life begins at the end of your comfort zone

Muhammad Jhovy Rahadyan

Be The Best Of Ourself

Ardisaz

Game Development and Game Industry news in Indonesia

Kiki Barkiah

Ummi diary

Fitri Ariyanti's Blog

Mengolah Rasa, Menebar Makna

DIENG PLATEAU

PARADISE OF CENTRAL JAVA

Febri Photography

Kadang keindahan diawali oleh kegilaan

dinysullivan92

This Is My Life

Tentang Hidup

Hidup sekali, Hiduplah yang berarti..

Seorang Pemuda Pendamba Ridho Ilahi

Pecinta Dzikir dalam Alunan Fikir

Seni Hidup

=Ketidaksempurnaan Itu Cantik=

Story of Jingga

Biarlah tertulis apa adanya

literasi . seni . lestari

untaian patahan kata bertaut menjadi narasi beresensi

direizz

Just another WordPress.com site

Komunitas Ngejah

Desa Sukawangi - Kec Singajaya - Kab Garut

sihaik

This WordPress.com site is the bee's knees

Azinuddinikrh's Blog

barangkali kau benar, hanya malaikat dan gemericik air lah yang dapat membawaku pergi berlalu

rumah matahari

"sebab tiap kata adalah rumah doa, maka semoga hanya ruh kebaikan yang menjadi penghuninya."

Ayunda Damai

- a bibliophile & learner

Kicau Kaki

Melangkah, memotret, menulis

serbaserbitoyota

information & news

Scientia Afifah

bacalah, dan bertumbuhlah!

Yanto Musthofa

Pengabdian pada bangsa, dedikasi pada profesi, dan segala pikiran serta pengalaman kehidupan adalah harta pusaka yang hilang bila tidak diabadikan. Jangan sia-siakan. Lestarikan dan wariskan dalam buku!

nimadesriandani

Balanced life, a journey for happiness site

Rindrianie's Blog

Just being me

rizasaputra

tempat kuring ngacapruk

Moh Darodjat

Muhammadiyah Gerakanku

Ruli Blogger

Wordpress.com

Faiz' Journey

Mushonnifun Faiz Sugihartanto's Journey

JaTiara

Menulis itu soal rasa bukan hanya tentang tata bahasa

Imaji Tiada Batas!

Hidup sederhana, berkarya luar biasa.

Ridwanologi

Ruang Pandang Ridwan Aji Budi Prasetyo

unspoken mind

if you can't tell, just write

Arip Yeuh!

Harimau berburu, burung terbang, dan protagonis kita ini terus menggerutu

jemari anneo

"LEPASKAN YANG RAGU, GENGGAM YANG PASTI".

RGS no tsubuyaki

dengan semangat Bangun Indonesia!

just a treasure

jika kau bertanya apa hartaku yang paling 'berharga', maka kau sudah menemukannya. :)

Penyukajalanjalan

Jelajahi dunia selagi bisa

Mirna's Blog

My Life, My Story